Reni Sri Lestari

Kuliah Umum Bersama Tokoh Nasional Parni Hadi


Bandung - Dalam rangka Dies Natalis UIN Bandung ke-48, Fakultas Dakwah dan Komunikasi gelar studium general (kuliah umum), sekaligus penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau perjanjian kerjasama antara UIN Bandung dengan Parni Hadi Yayasan Dompet Dhuafa di Aula Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Selasa (23/4).

Acara yang bertemakan "Strategi Pengambangan Media Massa Islam di Indonesia" diikuti oleh rektor, dekan, dosen, dan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Serta menghadirkan wartawan senior sekaligus pendiri Yayasan Dompet Dhuafa, Parni Hadi.

Dalam kuliah umum tersebut Parni Hadi memaparkan menjadi seorang wartawan ialah menjadi seorang pewaris nabi karena mengemban profesi mulia. "Tidak hanya menjadi seorang pelapor tapi juga menjadi seorang pelopor, inisiator sponsor bahkan provokator," ujar Parni.

Ia juga menjelaskan tentang jurnalisme profetik, sebuah genre jurnalisme yang mengamalkan empat akhlak mulia Rasulullah SAW, yaitu tabligh, amanah, sidiq, dan fathonah. Yang berdasarkan pada ajaran cinta, kepedulian, dan keikhlasan yang telah dipraktekkan para Nabi dan Rasul dalam memperjuangkan dakwahnya.

Menurutnya mengembangkan media massa khususnya media massa islam dibutuhkan strategi tertentu. "Yang pertama menetapkan visi dan misi media tersebut. KEmudian melakukan audience research atau meneliti khalayak pembaca yang dituju. Serta menyiapkan sumber daya manusia, modal, dan teknologi apa saja yang akan digunakan," jelasnya Dikutip dari akun resmi Jurnalpos.

Komunitas Parkour Universitas Padjajaran


Parkour? Apa itu Parkour? Pengertian akan Parkour sebenarnya bisa sangat variatif, tetapi hanya ada satu poin yang tetap sama yaitu Parkour adalah seni bergerak atau berpindah tempat dari titik ke titik dengan mengefisienkan pergerakan, dan secepat mungkin. Istilah “parkour” sendiri dicetuskan oleh seorang berkebangsaan Prancis bernama David Belle.

Namun, sebenarnya seni bergerak secara efisien dari poin ke poin ini sudah ada jauh sejak dahulu sebelum nama “Parkour” itu sendiri ditemukan. Georges Hebert adalah seorang pelaut berkebangsaan Prancis pada abad ke 19 yang mengembangkan metode latihan Naturalle dengan moto etre fort pour etre utile yang memiliki makna To be strong, To be useful. Moto tersebut masih digunakan dalam Parkour sampai saat ini.

Hebert terinspirasi oleh suku asli dari Afrika yang memiliki kemampuan atletik dan gimnastik yang bagus karena terlatih oleh alam sekitar mereka. Berangkat dari sana Hebert mengembangkan sepuluh dasar latihan dari metode yang dikembangkannya, meliputi walking, running, jumping, swinging, quadrupedal movement, balancing, throwing, lifting, climbing, swimming. Metode latihan ini dipakai oleh tentara Prancis di perang Vietnam, salah satu yang mendalaminya adalah Raymond Belle, ayah dari David Belle. Begitulah sejarah singkat dari Parkour.

Vanguard Parkour adalah komunitas Parkour yang berada di Jatinangor, tepatnya di Universitas Padjadjaran. Filosofi dari nama Vanguard itu sendiri diambil dari bahasa Inggris yang berarti “Pasukan di Garis Depan” atau bisa disebut pelopor. Kata “Pasukan” merujuk kepada para traceur (parkour player), sedangkan “digaris depan” bermakna selalu siap menghadapi segala obstacles atau rintangan-rintangan. Vanguard Parkour ini adalah pelopor gerakan parkour di Universitas Padjadjaran.

Vanguard Parkour terbentuk pada tanggal 27 April 2012. Pendirinya adalah Luqmanul Hakim alias Max dan Yosep TRC yang berasal dari FIB UNPAD, dan Adzar seorang warga Jatinangor. Sekarang komunitas kami sudah cukup berkembang dengan beranggota lebih dari 25 orang yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswi UNPAD dan beberapa orang dari luar UNPAD. Meskipun terbilang baru tetapi Vanguard Parkour ini sudah mempunyai beberapa praktisi yang ahli dan berpengalaman.

63 Persen Warga Bandung Tidak Bayar Iuran Sampah


Bandung - Warga Kota Bandung hingga saat ini disebut masih banyak yang tidak taat membayar iuran sampah. Sampah dari rumah-rumah warga dapat diangkut menuju tempat pembuangan akhir (TPA) jika warga mentaati iuran kebersihan. Kepala Bidang Penagihan PD Kebersihan Anung Dudung menyebutkan pada tahun 2015 lalu pemasukan yang didapat dari iuran warga hanya sebesar 37 persen dari seluruh rumah huni yang terdaftar di PD Kebersihan.

"Kalau persentase itu baru sekitar 37 persen untuk rumah tinggal. Dark total keseluruhan jumlah 477 ribu rumah huni yang ada di Kota Bandung yang baru membayar sekitar 162 ribu," kata Anung, Rabu (30/3), dikutip dari laman Facebook PRFM News Channel.


63 PERSEN WARGA BANDUNG TIDAK BAYAR IURAN SAMPAHWarga Kota Bandung disebut masih banyak yang tidak taat membayar iuran...
Dikirim oleh PRFM News Channel pada 30 Maret 2016


Back To Top